Kamis, 01 Maret 2012

Siapa yang Salah ????

Masih segar di pikiran kita tentang laga terakhir babak kualifikasi piala dunia 2014 antara Indonesia dan Bahrain. yang diadakan kemarin malam. Betapa menjemukan timnas kita tercinta benar-benar dipermalukan dengan skor akhir 10 untuk Bahrain dan nol untuk Indonesia yang mengakibatkan timnas tercinta kita terpuruk di dasar klasemen grup. Kita tahu di beberapa pertandingan sebelumnya Indonesia selalu gagal untuk meraih poin dan kita juga pastinya memprediksi di laga terakhir ini jalan Indonesia menuju piala dunia masih tertunda. Tapi juga nggak 10-0 juga kaleee,,,  kalah sih kalah tapi juga nggak selebay itu kalahnya. Siapa yang salah ????

Masih segar juga ingatan kita tentang perjuangan yang dilakukan timnas U-21 di Brunei. Mereka imbang dengan Singapore tetapi keok dengan Myanmar. Meskipun begitu kemenangan didapat oleh garuda muda tercinta kita ketika melawan laos. Dan 4 Maret nanti Indonesia akan berhadapan dengan Filipina ( semoga menang Indonesia !!! ). Hasil pengamatan kita dari ketiga pertandingan yang dilakukan garuda muda yaitu permainan yang ditunjukkan oleh Andik Vermansyah dkk. Masih belum maksimal. terutama di lini pertahanan. Itu terbukti pada laga ketiga melawan Myanmar, Indonesia kecolongan 3 gol. Padahal sebelumnya Indonesia sudah mencetak angka terlebih dahulu. Pola serangan dan tempo permainan garuda muda kita juga masih banyak yang kacau dan umpan-umpan timnas muda kita selalu dapat dipotong oleh lawan. Kalau sudah begini siapa yang harus disalahkan ??

Mengenai pertayaan tentang "siapa yang salah ??" atau "siapa yang harus disalahkan" mungkin pendapat dari sebagian orang berbeda-beda. Ada yang bilang salah pemainnya karena pemain kita gak niat main atau mainnya asal-asalan. Ada juga salah pelatihnya karena pelatih yang melatih timnasnya kacau atau jelek. Dan ada juga yang bilang salah wasitnya yang terlalu memihak sebelah. Atau ada yang berpendapat yang salah tuh pejabat-pejabat di PSSI karena sepak bola di Indonesia itu sudah dipolitisasi.

Tidak ada yang salah dari pendapat-pendapat diatas. Tapi kalo menurut kita, kita lebih memilih pendapat yang terakhir. Kenapa ??? Begini-begini kenapa nggak menyalahkan pemain karena setiap pemain yang bermain pasti niat dong kalo main. Enggak ada pemain yang bermain bola tapi enggak niat. Kalo pun terlihat jelek permainan yang diperagakan oleh pemain itu bukan karena masalah dia niat atau enggak tapi berdasarkan kualitas dari permainan yang dimiliki pemain tersebut. Jadi enggak bisa sepenuhnya pemain yang disalahkan. Lalu kenapa pelatih tidak disalahkan ??? Sama seperti alasan kenapa pemain nggak sepenuhnya disalahkan. Baik-buruknya pelatih dilihat dari kualitas dia mengatur strategi timnya. Kalo pun kalah itu juga nggak terlepas dari "enggak ada manusia yang sempurna". 

Bagaimana dengan kepemimpinan wasit ?? ( yo pek terutama tentang laga terakhir timnas dengan Bahrain. kita melihat tuh wasit berpihak berat sebelah ) Untuk yang satu ini, kita hanya bisa mengatakan, terutama untuk pertandingan Indonesia-Bahrain bahwa terdapat konspirasi dibalik pertandingan ini. Kemungkinan tuh wasit disogok, atau diobok, atau disogrok ( lho ??? ) Dan bisa jadi kekalahan Indonesia disebabkan oleh wasit sialan ini. Tetapi kesalahan si wasit ini hanya dilihat dari sudut pandang di lapangan. Nah... yang terakhir ini yang menurut kita merupakan pendapat yang sesuai dengan realita. Kisruh di tubuh PSSI inilah yang membuat timnas kita bermain sangat kacau. Terutama masalah kebijakannya pak ketum PSSI Djohar Arifin ( masih ada bau-baunya dengan Arifin Panigoro nih ) yang melarang pemain-pemain dari liga ilegal ( disini ISL merupakan liga ilegal padahal IPL dulunya ilegal. konspirasi ???? ) bermain di timnas Indonesia. Berarti itu mengartikan pemain-pemain lama seperti Christian Gonzalez, Firman Utina, Boaz Salossa dll. Enggak akan bisa main karena sebagian dari pemain-pemain di timnas kebanyakan merupakan pemain ISL.

Gara-gara kebijakan itulah timnas kita diisi dengan pemain yang kurang berpengalaman walaupun mereka merupakan pemain terbaik di IPL. Kita harus mengakui pemain-pemain di ISL itu lebih berkualitas, banyak pengalaman di internasional ketimbang pemain-pemain di IPL ( kecuali untuk persebaya Surabaya dan Semen Padang ). Kita hanya bisa berharap si pak ketm PSSI ini sadar kebijakan yang berbau ego ini harus dihapuskan dan mulai menggandeng ISL sebagai liga legal. Kan sayang di ISL ada pemain yang berkualitas yang dipilih malah pemain IPL yang secara kualitas masih kurang. Revolusi kan PSSI !!!! 

4 komentar:

  1. Salahkan ke Nurdin Halid !
    Penyebab awal kehancuran PSSI.

    BalasHapus
  2. bah nurdin kholid, arifin dipenogoro, nirwan bangkek, george tonjok-tonjokan atau ketum saiki, kabeh iku mek mentingno duwek tok !!!

    BalasHapus